AUTOBIOGRAFI: Sumber Kritik Keluarga dan Potensi Anak

Melalui sejumlah penelitian yang didanai Dikti diketahui bahwa menulis autobiografi mulai dapat diterapkan di Sekolah Dasar. Justru jika bidikan sasaran siswa SD mereka akan semakin terampil melakukan kegiatan tulis-menulis. Berkat pengalaman keseharian di rumah bersama keluarga, teman sepermainan, atau di sekolah mereka memiliki sumber tulisan yang dapat dijadikan materi menulis. Agar tulisan mereka lancar, anak tidak diganggu oleh segenap aturan menulis biar ketika memulai mereka tidak mempunyai beban yang akhirnya lebih memilih aktivitas yang lainnya.

Jika kegiatan itu dilaksanakan di jenjang di atasnya atau atasnya lagi, mereka akan semakin banyak pengalaman sehingga tidak akan mengalami kesulitan ketika memulai menulis.

Memberi kesempatan seluas-luasnya pada anak untuk menulis berarti pihak keluarga akan menerima informasi tentang keluarga, pergaulan anak, pendidikan dan pertemanan, bakat, atau hal-hal yang mungkin tidak diharapkan keluarga justru dialami oleh anak. Melalui isi tulisan autobiografi inilah keluarga harus bisa menempatkan diri bahwa autobiografi menjadi bahan untuk kritikan yang disampaikan anak yang sekaligus untuk penggalian potensi mereka.

Akan ada perkembangan dalam tulisan mereka meski kita tidak banyak campur tangan. Mereka mempunyai kemampuan untuk mengevaluasi tulisan sebelumnya. Melalui tulisan mereka orang tua dapat menjadikan informasi di autobiografi mereka menjadi bahan untuk menerapkan pola asuh atau pengembangan bakat mereka. Selaku anak mereka memiliki kemampuan menilai praktik berkeluarga yang dilakukan oleh seisi rumah.

Ada keunggulan jika menulis autobiografi dimulai sejak dini, yakni autobiografi yang mereka tulis merupakan ekspresi yang natural.